AKUNTANSI
SOSIAL EKONOMI DAN AKUNTANSI ISLAM
Sofyan
S. Harahap
Fakultas
Ekonomi Universitas Trisakti
A. PENDAHULUAN
Konsep
Akuntansi Sosial Ekonomi muncul karena ketidakmampuan konsep akuntansi sekarang
terhadap kebutuhan masyarakat akan situasi yang aman, berkeadilan, serta alam
yang lestari dan terpelihara.
B.
AKUNTASI
SOSIAL EKONOMI (ASE)
o
Definisi
Menurut Belkaoui (1984), ASE berfungsi sebagai
social report tentang sejauh mana
unit organisasi, negara dan dunia memberikan kontribusi yang positif dan
negatif terhadap kualitas hidup manusia.
Linowes (Belkaoui, 1984:6) mendefinisikan ASE
sebagai suatu penerapan akuntansi dibidang ilmu sosial termasuk dibidang
sosiologi, politik ekonomi. Sedangkan
Sybil Mobly memberi arti ASE sebagai alat menyusun, mengukur dan menganalisis
akibat sosial dan ekonomi dari perilaku perusahaan dan pemerintah.
Akuntasnsi konvensional hanya mencatat
transaksi yang bersifat timbal balik. Sedangkan transaksi yang bersifat tidak
timbal balik seperti kerusakan lingkungan akibat kegiatan perusahaan, polusi
dan hal-hal positif akibat eksistensi perusahaan tidak dicatat dalam laporan
keuangan.
Akuntansi kapitalis hanya bertujuan untuk
memberikan informasi relevan dalam pengambilan keputusan kepada kapitalis atau
investor. Akuntansi kapitalis dalam arti yang sebenarnya hanya memperhatikan
kepentingan kapitalis yaitu informasi mengenai laba perusahaan tanpa
memperhatikan dampak perusahaan terhadap sosial, lingkungan, keadilan dan etika
apalagi terhadap akhirat.
o
Faktor Penyebab Munculnya ASE
Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan ekonomi,
keuangan dan akuntansi menghasilkan model seperti ROI, ROE, EPS yang mendukung
eksploitasi sumber alam dan masyarakat untuk kemajuan perusahaan. Pemilik modal
terlalu dominan yang hanya memikirkan kepentinganya tanpa memiliki
tanggungjawab kepada komunitas dan lingkungan.
Marxis mengkritik sistem ekonomi kapitalis
adalah irrasional, memiliki kontradiksi internal, dan mengeksploitasi manusia
lain. Para ahli ekonomi islam mengkritik ekonomi kapitalis karena :
1.
Menghasilkan distribusi pendapatan yang tidak
adil.
2.
Distribusi sumber ekonomi yang salah.
3.
Pertumbuhan ekonomi menghasilkan biaya sosial.
4.
Kapitalisme tidak bisa menyelesaikan
diskriminasi dan militerisme.
5.
Ekonomi hanya memelihara negara kaya dan mengabaikan
negara miskin.
6.
Mengaburkan fungsi manusia bahkan alam.
Menurut Belkaoui (1984) beberapa faktor
pendorong munculnya ASE :
a.
Adanya kesadaran dan komitmen terhadap
kesejahteraan sosial.
b.
Adanya paradigma kesadaran lingkungan.
c.
Munculnya perspektif ecosystem, dimana sistem global tidak bisa berjalan sendiri tanpa
memperhatikan sistem lain.
d.
Munculnya perhatian terhadap pertumbuhan
ekonomi terhadap kepentingan sosial.
o
Perkembangan Akuntansi Sosial Ekonomi
AW Clausen (Harahap, 1993) menyadarkan
perlunya alat ukur kualitas hidup yang pada akhirnya masuk ke wilayah akuntansi
sosial ekonomi. Pada tahun 1960an muncul beberapa pengembangan indikator
sosial, akuntansi sosial, akuntansi sosial, pengukuran kuallitas hidup,
monitoring perubahan sosial dan pelaporan sosial. PSAK No. 1 revisi 1998
paragraf ke 9 disebutkan :
“Perusahaan dapat pula
menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah
(value added statement) khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok
penggunaan laporan yang memegang peranan penting”.
o
Bentuk Laporan ASE
Berikut Contoh pelaporan
ASE
PT EZLY BAZLIYAH
Laporan Kegiatan Sosial Ekonomi
31 Desember 1993 (dalam ribuan)
I
|
Kaitan dengan Masyarakat
|
|
A
|
Perbaikan :
|
|
1
|
Pelatihan Orang Cacat
|
IDR 20,000
|
2
|
Sumba Pendidikan pada Lembaga Pendidikan
|
IDR 8,000
|
3
|
Biaya Extra karena Merekrut Minoritas
|
IDR 10,000
|
4
|
Biaya Penitipan Bayi
|
IDR 22,000
|
Total Perbaikan
|
IDR 60,000
|
|
B
|
Kerusakan :
|
|
Penundaan Pemasangan alat Pengaman
|
-IDR 28,000
|
|
Perbaikan (bersih) untuk masyarakat (I)
|
IDR 32,000
|
|
II
|
Kaitan dengan lingkungan
|
|
A
|
Perbaikan :
|
|
1
|
Reklamasi lahan dan pembuatan taman
|
IDR 140,000
|
2
|
Biaya pemasangan kontrol polusi
|
IDR 8,000
|
3
|
Biaya pematian racun limbah
|
IDR 18,000
|
Total Perbaikan
|
IDR 166,000
|
|
B
|
Kerusakan :
|
|
1
|
Biaya yang akan dikeluarkan untuk reklamasi pertambangan
|
IDR 160,000
|
2
|
Taksiran biaya pemasangan penetralan racun air
|
IDR 200,000
|
Total Kerusakan
|
IDR 360,000
|
|
C
|
Defisit (II)
|
-IDR 194,000
|
III
|
Kaitan dengan produk :
|
|
A
|
Perbaikan :
|
|
1
|
Gaji eksekutif sewaktu melayani Komisi Pelayanan Produk
|
IDR 50,000
|
2
|
Biaya pengganti cat beracun
|
IDR 18,000
|
Total Perbaikan
|
IDR 68,000
|
|
B
|
Kerusakan :
|
|
1
|
Pemasangan alat pengaman produksi
|
IDR 44,000
|
C
|
Net Perbaikan (III)
|
IDR 24,000
|
Total Socio Economic Defisit 1993 (I+II+III)
|
-IDR 138,000
|
|
Saldo komulatif net perbaikan 31/12/1993
|
IDR 498,000
|
|
Saldo komulatif net perbaikan 1/1/1993
|
IDR 360,000
|
Dalam
pelaksanaan ASE masih banyak kendalan dan keterbatasan terutama dalam hal
pengukuran dan pelaporan. Dimata islam aspek sosial dalam laporan keuangan
bukan hanya berdimensi dunia tetapi juga berdimensi akhirat bahkan
memperhatikan tanggungjawabannya kepada komunitas, sosial makhluk alam lainnya
serta Allah SWT. Oleh karena itu
pengungkapannya harus berbeda dengan akuntansi kapitalis.
C. AKUNTANSI
ISLAM
Akuntansi
Islam hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariat
Islam. Akuntansi islam harus ikut serta
menegakkan syariat Islam di berbagai aspek bukan saja bidang ibadah ritual,
tetapi disegala bidanng termasuk jenis produk, kegiatan perusahaan, sistem
penggajian, sistem cuti, keadilan dalam sistem remunerasi dan promosi,
transaksi perusahaan dan sebagainya. Shahata (Harahap, 1997:272) misalnya
mendefinisikan akuntansi Islam sebagai berikut :
“Postulat, standar,
penjelasan dan prinsip akuntansi yang menggambarkan semua hal,,,sehingga
akkuntansi Islamm secara teoritis memiliki konsep, prinsip, dan tujuan Islam
juga. Semua ini secara serentak berjalan bersama bidang ekonomi,sosial,
politik, ideologi, etika, kehidupan, keadilan dan hukum Islam. Akuntansi dan
bidang lain itu satu paket dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain”.
Hayashi
(1989) akuntansi dalam bahasa Arab disebut Muhasabah terdapat 48 kali disebut
dalam Alquran. Kata muhasabah memiliki minimal 8 pengertian yaitu :
1.
Yahsaba berarti menghitung atau mengukur.
2.
Pencatatan dan perhitungan secara terus
menerus.
3.
Selesaikan tanggungjawab.
4.
Supaya bersifat netral.
5.
Tahasaba berati menjaga.
6.
Mencoba mendapatkan.
7.
Mengharapkan pahal diakhirat.
8.
Menjadikan perhatian atau
mempertanggungjawabkan.
D. FUNGSI
MUHTASIB DAN SIFAT PELAPORAN SOSIAL EKONOMI
Beberapa tugas Lembaga Muhtasib adalah (Harahap, 1992) :
1.
Mengatur agar muslim melaksanakan shalat
5 waktu sesuai waktunya.
2.
Menegakkan syariat.
3.
Memastikan masyarakat mendapatkan hak atas
timbangan dari ukuran yang benar.
4.
Mengecek kecurangan bisnis.
5.
Mengaudit kontrak yang tidak benar.
6.
Menjaga terlaksananya pasar bebas.
7.
Mencegah penimbunan barang kebutuhan
masyarakat.
8.
Memastikan berlakunya harga yang wajar.
Menurut Haniffa (2002) tujuan Social Reporting dalam perspektif
Islam adalah :
o
Menunjukkan akuntabilitas kepada Tuhan dan
masyarakat.
o
Meningkatkan transparansi kegiatan bisnis
dengan menyajikan informasi yang relevan dengan memperhatikan kebutuhan
spritual investor Muslim dalam pengambilan keputusan.
Tema, Etika da Isi dari Laporan Sosial Ekonomi
Menurut Perspetif Islam
Tema
|
Etika
|
Isi Informasi
|
|
Keuangan dan Investasi
|
Tauhid, Halal, Haram, Kewajiban
|
Kegiatan Riba, Gharar, Pembagian Laba, Perhitungan dan pembayaran Zakat
|
|
Produk
|
Tauhid, Halal, Haram
|
Sifat Produk/jasa, Kegiatan/proses produksi
|
|
Kepegawaian
|
Tauhid, Adil, Amanah
|
Tingkat upah, sifat pekerjaan, ijin ibadah, libur, cuti, jam kerja,
pendidikan dan peatihan, kesempatan yang sama
|
|
Masyarakat
|
Tauhid, Ummat, Amanah, Adil
|
Infaq dan sedekah: jumlah dan
penerima, wakaf : jenis dan nilai, Pembiayaan Kebajikan :umlah dan penerima
|
|
Lingkungan
|
Tauhid, Khilafah, Keseimbangan, Akhirat, I'tidal Israf
|
Penggunaan resourse : penjelasan dan jumlah yang dipakai, Konservasi
lingkungan : penjelasan dan jumlah
|
|
E. AKUNTANSI
SOSIAL EKONOMI ISLAM DALAM KONTEKS KEKINIAN
Akuntansi
Islam dalam situasi saat ini seharusnya mampu menjawab kelemahan akuntansi
kapitalis karena dasar filosofinya bertolak belakang dengan sistem nilai Islam.
Sistem nilai akuntansi Islam tidak hanya mengukur aspek moneter tetapi juga non
ekonomi.
Akuntansi
Islam harus dibedakan praktek dan teori. Yang berarti kita tidak memaksakan
akuntansi Islam pada era Islam diterapkan pada era kapitalisme. Penerapan
akuntansi Islam diasumsikan melalui proses perjalanan panjang dari proses awal
sampai pada situasi menuju dan sampai pada penerapan akuntansi dalam nilai
Islam.
Oleh
karena itu akuntansi Islam terpaksa mengadopsi dari akuntansi kapitalis yang
dikonversi dengan teknik dan prinsip nilai Islam. Dalam konteks kekinian respon
kita terhadap ASE adalah menerima dan mendorong untuk diterapkan sehingga pada
suatu saat disadari keterbatasan akuntansi kapitalis dan pada akhirnya kita
menerapkan akuntansi Islam secara menyeluruh dan terpadu. Konsep ASE bisa
dijadikan dasar untuk memperkaya cakupan, pengukuran dan pelaporan akuntansi
Islam.
F. AGENDA MASA DEPAN
F. AGENDA MASA DEPAN
Saat
ini konsep ekonomi kita dihadapkan pada pilihan kapitalisme dan Islam. Dalam
situasi ini umat Islam harus cerdas memainkan peranannya terutama dalam
menjelaskan berbagai konsep, tata, orde atau sistem nilai yang dimilikinya
untuk menjawab berbagai tantangan masyarakat dunia yang semakin kompleks. ASE
merupakan salah satu contoh keterbatasan akuntansi kapitalis dalam menjawab
tuntutan masyarakat akan kualitas hidupnya. Melalui penelitian, publikasi,
diskusi ilmiah dan seminar gab tersebut bisa kita atasi bukan dengan melakukan
tindakan pengrusakan, karena Allah tidak menyukai kerusakan (QS
Al-Baqarah:205).
Akuntansi
Islam masih berproses menuju Akuntansi Islam yang sebenarnya yang berfungsi
membantu penegakan syariah. Akuntansi Islam kotemporer harus lebih cepat
melakukan pembenahan sehingga paradigma kapitalis secepatnya dikonversi ke
sistem nilai Islam. Sistem ekonomi dan manajemen yang Islami merupakan
persyaratan utama untuk melakukan konversi ini.
G.
PENUTUP
ASE
merupakan tuntutan masyarakat akan kualitas hidup yang lebih baik. ASE selama
ini tidak tercakup dalam akuntansi kapitalis karena di luar cakupan “reciprocal
transaction”. Dalam kontek Islam ASE sangat relevan karena mencakup aspek
moneter dan non moneter. Akuntansi Islam harus bisa mencakup aspek sosial,
etika, keadilan, lingkungan bahkan ketentuan lain yang diwajibkan oleh Allah
SWT termasuk dimensi akhirat. Akuntansi Islam membantu manusia membawa
keselamatan semua pihak di dunia dan akhirat, hal ini dapat dicapai melalui
penyesuaian diri dengan syariat Islam. Konsep akuntansi Islam, akuntansi sosial
ekonomi, akuntansi nilai tambah, akuntansi kepegawaian, akuntansi lingkungan
merupakan bagian implisit dari akuntansi Islam.
Dalam konteks
kekinian akuntansi Islam harus mampu menyesuasikan diri untuk kepentingan
strategi dan taktik. Akuntansi Islam dapat menerima ASE, jika mungkin
mengadopsinya sebagai bagian dari sistem pelaporan akuntansi Islam sebagaimana
konsep akuntansi SDM, pelaporan kepegawaian, akuntansi nilai tambah. Selama ini
akuntansi Islam khususnya yang diterapkan di perbankan belum banyak memberikan
pedoman dan arahan kecuali hanya mengutip konsep dan sistem nilai kapitalisme
dalam pelaporan akuntansinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar